Sabtu, 05 Juni 2010

Manusia, Aktor Utama Permainan Sandiwara

Kehidupan manusia hanyalah sebuah permainan sandiwara. Yang di sutradarai oleh Allah Swt. Berpanggungkan bumi dan di tonton oleh para Malaikat. Manusia yang kedapatan peran sebagai aktor utama, dituntut untuk selalu bermain prima. Sesuai dengan skenario yang ada, yaitu al-Qur’an dan Hadis. Bagi aktor yang bermain dengan baik, maka ia akan mendapatkan perhargaan berupa kebahagiaan dan surga. Sedangkan bagi aktor yang bermain asal-asalan, maka ia akan tereliminasi kedalam neraka. Naudzubillah.
Oleh karena itu, bekal apa sih yang harus kita persiapan agar menjadi aktor yang terbaik ?
1. Mental Spiritual
Mental spiritual menjadi kebutuhan yang sangat pokok yang harus dimiliki oleh setiap aktor. Ia adalah suatu keyakinan kita kepada Sang Pencipta yang Maha Kuasa lebih dari segala penguasa. Yakinlah bahwa mental spiritual sebagai motivasi yang sangat besar kebradaannya. Karena kalau kita sendiri tidak yakin, bagaimana mungkin kita bisa
meyakinkan orang lain?
2. Mental intelektual
Selain spiritual yang kuat, kita juga harus memiliki mental intelektual. Karena ia adalah potensi terbesar kedua setelah spiritual. Intelektualitas adalah hiasan bagi setiap manusia. Tanpanya, hilanglah perhatian dan hormat orang padanya. Karena ia adalah sebuah mahkota kehormatan manusia. Mental intelektual kita tak ubah layaknya sebuah cawan. Samakin banyak yang kita isi, maka semakin banyak ia bisa mengeluatkan isi tersebut. maka isilah cawan-cawan kita dengan yang baik-baik, agar kelak bisa mengeluarkan yang baik pula. Sebagaimana cawan yang diisi dengan susu, maka ia akan mengeluarkan susu. Bagitupula cawan yang hanya diisi air keruh, maka ia
akan mengeluarkan air keruh.
3. Mental emosional
Terkadang kita tidak menyadari, bahawa kesuksesan itu tidak hanya didasari dengan mental spiritual dan intelektual saja, tanpa perlu mental emosional. Ini adalah sebuah kekeliruan yang harus diluruskan. Kecerdasan begaul dengan lapisan masyarakat itu tidak bisa hanya dengan mental intelektual saja. Tapi kita harus cerdas dalam mengendalikan dan menjaga emosi /perasaannya. Persahabatan dan pergaulan itu tidak dibatasi dengan status tertentu. Bisa kepada siapa saja tanpa melihat strata sosial. Dan semakin pintar seseorang besahabat dan bergaul, maka akan semakin luas pulalah wawasan dan pengertiannya terhadapan gejala-gejala kepribadiaan seseorang.
4. Life skill
Ternyat, selain yang telah di sebutkan diatas, kita juga harus menggali keterampilan kita dalam hidup. Dan belajar adalah sebuah usaha untuk menggali potensi tersebut. Belajarlah terus tanpa mengenal batas waktu long life education

“ ungkapan ini bukanlah sebuah nasehat, tapi anggaplah ini sebuah sebatang kayu, yang suatu saat bisa berguna tapi bisa juga menjadi hal sepele yang keberadaannya hanya membuat kotor dan.. gitu dehh ^^”

Cairo 28 mei 2010
06:16 Clt…
Ditulis ditengah pancaran matahari pagi Cairo
Indahhh…… ^^

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar